oleh: Ricardo Taufano
Punk merupakan jenis atau genre musik yang lahir di awal tahun 1970-an. Genre ini berakar pada sebuah subkultur yang muncul di kota London, Inggris.
Punk seringkali menyindir para penguasa yang mengalami kemerosotan moral, melalui lagu-lagu dengan musik dan lirik sederhana yang terkadang kasar serta beat yang cepat dan menghentak. Cara yang tak biasa.
Lirik-lirik lagu yang diceritakan dalam jenis musik ini mencakup aspek politik, lingkungan hidup, ekonomi, ideologi, sosial dan bahkan masalah agama.
“Kau paksakan budaya, tapi kita bukan di Arab di jaman nabi. Cepatlah kau mati, tagih pahalamu di surga. Surgamu, nerakaku. Ini bukan Arab, Bung. Bukan!!”
Penggalan dari lirik lagu di atas diambil dari salah-satu band Punk/Hardcore asal Bandung, Milisi Kecoa. Lagu ini adalah salah-satu lagu yang masuk dan terpilih sebagai Best Punk/Hardcore/Post-Hardcore di ICEMA award 2012.
Lagu ini merupakan sindiran keras terhadap situasi dan kondisi sosial masyarakat Indonesia, mengenai hukum-hukum agama yang dipaksakan pada semua orang tanpa pandang bulu. Padahal hubungan setiap individu dengan Tuhan merupakan hal yang sifatnya sangat personal.
Walaupun dikemas dengan musik yang keras dan ngebut, lagu ini kental dengan nilai-nilai kemanusiaan, bahwasanya kebebasan memeluk kepercayaan adalah hak fundamental dari setiap individu yang ada di seluruh dunia
Bagi Milisi Kecoa, memiliki mimpi dan ideal tertentu adalah hal yang wajar dan alami. Namun saat mimpi dan ide itu menghancurkan hidup orang lain dan bersifat memaksa, hal itu tentu sangatlah mengganggu. Mimpi dan ideal yang kita percaya dan yakini adalah milik kita sendiri, jangan paksa orang lain untuk memiliki mimpi yang sama.
Pemaksaan hukum-hukum partikular terhadap kehidupan masyarakat yang universal, telah mengganggu ketenangan dan kebebasan masyarakat minoritas, khususnya di Indonesia.
Lebih-lebih ketika muncul organisasi paramiliter, yang seringkali melakukan aksi yang bersifat memaksa dan destruktif. Parahnya, aparat negara permisif terhadap tindak kekerasan mereka. Negara seakan absen dalam melindungi warga.
Agama beserta semua hukum-hukumnya merupakan hal yang personal. Tak peduli apapun yang dipercayai, yang jelas, kita tidak dapat memaksakan apa yang kita yakini pada orang lain.
“Lagipula, apa gunanya kalau orang lain ikut jalanmu dengan dilandasi keterpaksaan?” demikian kutipan yang tertera dalam di blog Milisi Kecoa.
“Ini Bukan Arab, Bung!”.
No comments:
Post a Comment